Yesus Seminar
Tema: Yesus Seminar
Penulis: Yatafati Zebua
Dibuat dalam mencapai hasil penelitian mahasiswa STT-SGI, mata kuliah Ekklesiologi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam gereja, banyak
ditemukan tantangan atau rintangan baik dari dalam maupun dari luar gereja,
baik itu dalam hal ajaran maupun praktika yang ada. Jika dilihat, pada rentetan
sejarah tantangan ini lebih banyak ditemukan dari orang-orang Kristen itu
sendiri. Dari para teolog, dari para pakar Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru.
Salah satu ajaran yang “meracuni”
kekristenan ialah tentang munculnya kelompok yang mencoba untuk mencari
kebenaran tentang diri Yesus. Kelompok ini dikenal sebagai Yesus Seminar (Jesus
Seminar). Pada karya tulis ini, penulis mencoba untuk menguraikan tentang Yesus
Seminar ini.
B.
Rumusan
Masalah
Bardasarkan latar belakang, maka ada
beberapa rumusan masalah untuk membahas topik lebih terarah.
1. Apa
yang dimaksud dengan Yesus Seminar?
2. Bagaimana
perkembangan Yesus Seminar?
3. Apa
yang menjadi paham/ajaran Yesus Seminar?
4. Apa
sorotan teologis terhadap ajaran Yesus Seminar?
C.
Tujuan
Penulisan
Bertolak dari rumusan masalah yang
ada, maka ada beberapa tujuan penulisan.
1. Untuk
mengetahui arti Yesus Seminar.
2. Untuk
mengetahui perkembangan Yesus Seminar.
3. Untuk
mengetahui paham/ajaran Yesus Seminar.
4. Untuk
memberikan sorotan teologis terhadap ajaran Yesus Seminar.
BAB
II
ISI
Seperti yang
telah diuraikan dari pendahuluan bahwa Yesus Seminar merupakan suatu tantangan
yang telah “meracuni” kekristenan, melalui ajaran-ajaran yang mereka anut
terkait dengan Yesus dalam Injil. Banyak hal yang mereka pertentangkan dengan
isi Alkitab yang benar tanpa salah. Pada bagian pembahasan ini, akan menjawab
setiap rumusan masalah yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya.
A.
Pengertian
Yesus Seminar
Yesus Seminar adalah sekelompok ilmuwan
Perjanjian Baru yang terus menerus mengadakan persidangan/pertemuan sejak tahun
1985 mengenai ucapan-ucapan Yesus dalam Injil Sinpotik dan Injil Yohanes yaitu dengan mempertimbangkan pernyataan-pernyataan tertulis Yesus dalam
idiom-idiom, sejarah dan situasi pada zaman-Nya dan berupaya menentukan
pernyataan-pernyataan mana yang “otentik” dan mana yang tidak.[1]
Kelompok ini mencari hal-hal yang mungkin dikatakan dan yang tidak dikatakan
oleh Yesus serta kebenaran tentang Yesus sejarah (Historical Jesus). Yesus
Seminar didirikan oleh Robert Funk.[2]
Yesus Seminar awalnya dilakukan di bawah
naungan Westar Institute.
Yesus
Seminar merupakan suatu kelompok yang telah dan sedang mencari kebenaran
tentang diri Yesus Kristus dengan menjadikan Alkitab sebagai bahan
penelitiannya dengan metode ilmiah.
B. Sejarah Perkembangan Yesus Seminar
Yesus Seminar
mulai ada sejak tahun 1985 yang dimulai oleh Robert Funk (yang juga disebut
sebagai pendiri), di bawah naungan Westar
Institute. Pada awalnya, Funk mengumpulkan sekitar tiga puluh sarjana Perjanjian
Baru untuk bergabung dengannya dalam penyelidikan atau penelitian tentang
historical Jesus.[3]
Pertemuan ini diadakan pada tanggal 21-24 Maret 1985, di Pacific School of
Religion di Berkeley, California. Sebelum adanya pertemuan antara sarjana yang
terkumpul tersebut, Robert Funk menyampaikan dalam pidatonya (berdasarkan
tulisan James dalam Jesus and Jesus
Seminar):
I am proposing that we conduct our
work in full public view.... And we must begin to sell a product that has some
utilitarian value to someone.... At all events, we must begin earnestly to
report on our work to a wider public and then to engage that public in
conversation and conference.[4]
Funk dengan
tegas menyampaikan bahwa, mereka harus melakukan pekerjaan ini dengan
sungguh-sungguh dan mempublikasikannya kepada masyarakat secara umum. Dengan
pernyataannya tersebut, maka Jesus Seminar (Yesus Seminar) dimulai. Tidak
berhenti sampai di situ, namun Funk juga menawarkan para ilmuan yang tertarik
untuk bergabung dengan mereka dalam penyelidikan ini. Hal ini berhasil mereka
lakukan sehingga terdapat kira-kira 200 yang terus menerus ikut bergabung
sebagai anggota Seminar tersebut (biasa disebut Fellow). Para ilmuan yang
bergabung berasal dari Amerika Utara, Eropa, Afrika Selatan, Selandia Baru dan
Australia, dan mayoritasnya berasal dari Amerika Utara.[5] Kelompok ini selalu mengadakan pertemuan dua kali dalam setahun. Dari uraian
ini dapat dimengerti bahwa kelompok Yesus Seminar berkembang secara cepat dan
pengaruhnya sangat tinggi pada saat tersebut.
Sebelum membahas tentang paham atau
ajaran tentang Yesus Seminar ini, perlu diketahui juga bahwa sebelum seminar
ini diadakan, setiap para pengikut diharapkan untuk menyampaikan tanggapan
mereka sesuai dengan pengenalan mereka tentang Yesus, yang merupakan tokoh
sentral dalam penelitian yang mereka lakukan. Frans Harjawiyata menguraikan
paham para pengikut seminar ini. Secara umum memberi pendapat bahwa Yesus
adalah Juruselamat. Ada yang mengatakan Yesus seorang pemimpin dan sumber
inspirasi, mencintai semua orang secara pribadi, sebagai pribadi yang
menampakkan wajah Allah, sebagai orang bawahan yang rendah hati: seorang tukang
kayu dari Nazaret, sebagai seorang yang dianggap hina pada masa-Nya, yang
menyatakan anugerah Allah, mempunyai jiwa sosial, memberi teladan bagi banyak
orang, tidak menuruti peraturan dunia yang tidak menghasilkan kebaikan, sebagai
tokoh pejuang yang berani mengambil resiko.[6]
Namun, ini hanya merupakan persiapan bagi para peserta yang ikut dalam seminar
tersebut, dan juga tidak mudah untuk memberi kesimpulan dari
pandangan-pandangan mereka karena begitu banyak dan sesuai dengan pengalaman
masing-masing mereka.
C.
Paham atau Ajaran Yesus Seminar
Berdasarkan uraian tentang
pengertian serta perkembangan adanya Yesus Seminar, maka pada bagian ini
dikemukakan tentang ajaran atau paham Yesus Seminar itu sendiri. Dari uraian di
atas dapat dimengerti bahwa kelompok ini (Yesus Seminar) telah dan sedang melakukan
penelitian tentang keotentikan dari
setiap pernyataan-pernyataan Yesus dalam kitab-kitab Injil. Banyak hal yang
mereka temukan dan menjadikan suatu ajaran mereka. Salah satu contoh seperti
yang dituliskan oleh William yaitu:
Menurut
mereka hanya tiga dari selusin ucapan “berbahagia” dan “terkutuk” yang terdapat
dalam Injil Matius dan Lukas yang benar-benar berasal dari Yesus.
Pernyataan-pernyataan yang dianggap otentik dalam Injli Lukas: “Berbahagialah
kamu yang miskin… kamu yang lapar … kamu yang meratap”. Namun, “Berbahagialah
kamu yang membawa damai, karena kamu yang disebut anak-anak Allah” dan “orang
yang rendah hati … akan mewarisi bumi” mungkin tidak dikatakan oleh Yesus. Agaknya,
perkataan tersebut berasal dari tradisi-tradisi yang dikenal baik sebelum masa
Yesus (menurut John Dart).[7]
Mereka tidak
menerima semua apa yang telah dicatat dalam Injil, khususnya tentang Yesus.
Seperti halnya dalam “Doa Bapa Kami”, William mengemukakan pendapat para pakar
yang termasuk dalam seminar ini bahwa hanya ada “empat baris” yang bisa
meringkas hal-hal yang Yesus katakan semasa hidup-Nya yaitu dikuduskanlah
nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, berikanlah pada kami pada hari ini makanan kami
yang secukupnya dan ampunilah kami atas segala kesalahan kami.[8]
Mereka beranggapan bahwa hanya keempat baris inilah yang mungkin berasal dari
Yesus yang sesuai berdasarkan sejarah kehidupan-Nya dan yang juga menjadi inti
dalam doa tersebut. Artinya bahwa “doa Bapa kami” mungkin sama sekali tidak
disusun oleh Yesus, namun merupakan karangan orang lain setelah penyaliban-Nya.
Kepenulisan kitab-kitab Injil
Selain itu,
masih banyak figur yang dibuat oleh Funk dalam bukunya (The Five Gospel) mengenai penulisan kitab-kitab Injil ini. Berdasarkan
gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa Injil Markus (sebagai Injil tertua) dan
“Q” manjadi sumber kepenulisan Injil Matius dan Lukas. Penulis Injil (Matius
dan Lukas) menjelaskan tentang Yesus dalam tulisan-tulisan mereka berdasarkan
sumber yang telah ada sebelumnya dan bukan berdasarkan wahyu dan ilham Allah
kepada mereka. Jadi, Injil-injil pun tidak menjadi suatu sumber yang utama atau
yang pertama-tama mengenai laporan pelayanan Yesus karena adanya sumber yang
lainnya.
Keotentikan “perkataan” dan “perbuatan” Yesus
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yesus
Seminar untuk menentukan keotentikan perkataan Yesus dan yang tidak, mereka
melakukan pencobaan atau voting dengan menggunakan manik-manik berwarna. Warna
yang digunakan yaitu Red, Pink, Gray, Black.[11]
Red (merah) artinya perbuatan atau
perkataan Yesus yang otentik. Pink
(merah muda) artinya mungkin Yesus mengatakan atau melakukannya. Gray (abu-abu) artinya Yesus kemungkinan
tidak mengatakan atau melakukannya. Black
(hitam) artinya Yesus tidak mengatakan atau melakukannya. Hal ini dapat dilihat
dalam uraian Funk dengan rekan-rekannya tentang voting yang telah mereka
lakukan, yaitu:
Sayings - Red:
Jesus undoubtedly said this or something very like it. Pink: Jesus probably said something like this. Gray: Jesus did not say this, but the ideas contained in it are
close to his own. Black: Jesus did
not say this; it represents the perspective or content of a later or different
tradition. Deeds - Red: The
historical reliability of this information is virtually certain. It is
supported by a preponderance of evidence. Pink: This information is probably reliable. It fits well with
other evidence that is verifiable. Gray:
This information is possible but unreliable. It lacks supporting evidence. Black: This information is improbable.
It does not fit verifiable evidence; it is largely or entirely fictive.[12]
Berdasarkan
hasil voting yang mereka lakukan, maka rata-rata yang “dikatakan” dan
“dilakukan” oleh Yesus ialah 18 %, dan yang tidak otentik “dikatakan” dan
“dilakukan” oleh Yesus ialah 82 %. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa
tidak semua bahkan hanya sedikit yang tercantum dalam tulisan-tulisan Injil tentang
Yesus diakui oleh mereka (kelompok Jesus Seminar).
Tentang Mukjizat
Sebagaimana kelompok ini mendapatkan
hasil dari voting yang telah mereka lakukan, maka mereka pun tidak menerima
mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus sendiri. Dengan kata lain bahwa
mujizat dalam yang dikisahkan dalam kitab-kitab Injil mereka tolak. Bagi
mereka, hal-hal yang supranatural ini tidak relevan lagi untuk saat ini.
Paham tentang Yesus Sejarah dan
Kristus Imani
Dalam kepercayaan orang Kristen
mengenai Yesus, kelompok Yesus Seminar mengatakan bahwa itu bukan Yesus yang
sejati, tetapi mengajarkan bahwa Yesus sejati ialah Yesus Sejarah (the Jesus
Historical).[13]
Yesus kepercayaan sebagaimana dikenal dan diakui oleh gereja (orang Kristen
pada umumnya) yaitu Yesus dipandang Ilahi, setara dengan Allah, sehakekat
dengan Allah dan sebagai pribadi kedua dari Trinitas dan telah ada sebelum
dunia dijadikan. Hal ini tidak sama dengan Yesus Sejarah (the Historical
Jesus).[14]
Yang ditampilkan dalam Injil bukanlah Yesus kepercayaan tetapi Yesus sejarah.
Yesus yang sesungguhnya ialah sebagai seorang manusia biasa, seorang Yahudi
dari Galilea pada abad pertama yang telah dihukum mati oleh orang-orang Roma.
Mengenai perbedaan antara Yesus sejarah dan Yesus kepercayaan diterangkan dalam
perbedaan antara Injil Yohanes dengan Injil Matius dan Lukas. Yesus dalam Injil
Yohanes sangat berbeda dengan Yesus dalam Injil-injil yang lainnya. Yesus
kepercayaan dapat dilihat dalam Injil Yohanes, di mana tentang pengakuan Yesus
sendiri dengan diri-Nya yaitu: ungkapan “Akulah”, “Aku dan Bapa satu adanya”
dan “Barangsiapa yang telah melihat Aku, telah melihat Bapa”. Hal ini sangat
berbeda dengan Injil Matius dan Lukas. Yang menjadi akibatnya ialah, seperti
yang dikatakan Marcus bahwa “ia akan membuang atau menghapus Injil Yohanes dari
dalam Alkitab Perjanjian Baru.[15]
Maka, pada kesimpulannya bahwa Yesus yang ada dalam Injil Yohanes menurut
mereka (Yesus Seminar) bukanlah Yesus Sejarah tetapi Yesus kepercayaan, dan
Yesus kepercayaan atau imanen itu bukanlah Yesus yang sejati (dalam paham Yesus
Seminar) sehingga mereka pun menolak Injil Yohanes.
D. Sorotan Theologis Terhadap ajaran Yesus Seminar
Berdasarkan
uraian tentang paham atau ajaran Yesus Seminar, maka perlu juga untuk
menanggapi secara teologi atau berupa sorotan berdasarkan Alkitab. Hal pertama
yang sangat perlu untuk diketahui bahwa Alkitab adalah “Firman Allah” bukan sebagaian
dari firman Allah atau “berisikan firman Allah”. Allah menyampaikan firman-Nya
dengan mewahyukannya kepada orang-orang yang dipakainya dan dalam proses
penulisan Allah juga yang memberi inspirasi atau Allah yang mengilhami.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Yesus Seminar, maka perlu ditekankan bahwa Alkitab bukan suatu bahan penelitian
yang diteliti, karena Alkitab mutlak benar tanpa salah. Sumber utama Alkitab
adalah Allah (Dialah yang berfirman), sedangkan penulis merupakan alat Tuhan
untuk menulis kebenaran-Nya dan dijadikan sebagai pedoman atau dasar dalam
segala sesuatu. Jadi, tidak perlu diragukan bahwa penulis Injil Matius dan
Lukas adalah alat Tuhan dalam menyampaikan Injil itu sendiri, dan sumber utama
kepenulisan mereka ialah Allah bukan dari sumber lainnya. Alkitab merupakan
suatu naskah yang baik daripada naskah kuno lainnya.[16]
Selain itu, Alkitab selalu konsisten dan saling menguatkan dan sifatnya
autentik. Jika melihat kitab-kitab Injil, maka Injil juga merupakan tulisan
yang autentik. Penulis Injil melaporkan tentang pribadi Yesus, berdasarkan
gambaran yang disaksikan langsung dan nyata oleh penulis,[17]
walaupun tidak bersifat ilmiah (karena wahyu dan ilham Allah). Keempat Injil
pun tidak dapat dipisahkan, walaupun penulisnya berbeda, penekanan dan alamat
serta tujuan yang berbeda dari tiap-tiap penulis, bukan berarti penulis yang
satu menulis Injil berdasarkan tulisan dari penulis yang lainnya. Berdasarkan
kasus ini pun, Yesus Seminar mengadaka penelitian dan mengatakan bahwa Injil
Matius dan Lukas ditulis berdasarkan Injil Markus yang ditulis lebih dahulu.
Namun para penulis kitab-kitab Injil memberi kesaksian yang sama tentang Yesus
berdasarkan apa yang mereka lihat (menyaksikan dengan mata sendiri). Sehingga
ini menjadi kredibilitas bagi cerita/tulisan mereka dan menjamin tingkat
akuransi yang jujur, dan Perjanjian Baru juga merupakan dokumen sejarah yang
bisa diandalkan yang memberi informasi yang tidak mampu dinilai (melampau
apapun) tentang Yesus Kristus dari Nazaret.[18]
Hal yang sama juga dengan mukjizat yang Yesus Seminar tolak, dan dianggap
sebagai sesuatu yang tidak relevan pada zaman sekarang, merupakan suatu
pernyataan yang tidak bisa diterima. Karena Yesus adalah Allah, dan kuasa untuk
melakukan mukjizat merupakan kuasa Allah dan mukjizat juga menjadi suatu tanda
kepada orang-orang pada zaman-Nya hingga sampai sekarang, bahwa Dialah Allah.
berdasarkan kesaksian dari penulis Injil, mukjizat pun merupakan suatu
supranatural yang bersifat obyektif dan historis sehigga dapat dibenarkan.[19]
Jadi, Yesus dalam Injil dan segala apa
yang tercatat baik yang diperbuat dan maupun yang dikatakan oleh-Nya adalah
benar tanpa salah. Semuanya autentik dan tidak perlu lagi untuk mengadakan
penelitian untuk membuktikan kebenarannya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Yesus Seminar
merupakan kelompok yang telah berusaha mencari dan meneliti tentang keontetikan
perkataan dan perbuatan Yesus melalui kitab-kitab Injil. Dalam paham yang Yesus
Seminar mendapat kesimpulan bahwa tidak semua yang ada dalam kitab-kitab Injil
dikatakan dan dilakukan oleh Yesus sendiri, namun semuanya itu merupakan
sesuatu yang didapat oleh para penulis Injil dari tradisi-tradisi yang ada dan
mengikuti perkembangan zaman pada waktu tersebut. Terlebih lagi tentang
kepenulisan Injil, di mana mereka tidak percaya bahwa Alkitab adalah firman
Allah yang merupakan wahyu Allah kepada penulis Alkitab pada keseluruhannya dan
diilhamkan oleh Allah melalui Roh Kudus.
Dalam iman Kristen hal ini tidak dapat diterima, karena Alkitab adalah
firman Allah, Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati dan keduanya tidak
dapat dipisahkan. Dan apa yang tercatat dalam Alkitab tentang Yesus tidak perlu
diragukan keotentikannya. Semuanya benar tanpa salah. semua dilakukan dan
dikatakan oleh-Nya sesuai dengan kesaksian para penulis Injil.
DAFTAR
PUSTAKA
Borg, Marcus J.
2003 Kali Pertama
Jumpa Yesus Kembali: Yesus Sejarah dan Hakikat Iman Kristen Masa Kini (Meeting
Jesus Again for the First Time: The Historical Jesus & the Heart of
Contemporary Faith), Jakarta: BPK Gunung Mulia
Fore, William F.
2002 Para Pembuat Mitos: Injil,
Budaya dan Media (Mythmakers:
Gospel, Culture, and the Media),
Jakarta: BPK
Gunung Mulia
Funk,
Robert W. & Arthur
1999 The Gospel of Jesus - According to the Jesus Seminar, Macmillan:
Polebridge Press
Funk, Robert W.
& Roy W. Hoover
1993 The Five Gospel - The Search for the
Authentic Words of Jesus,
Macmillan: Polebridge Press
Geisler, Norman & Ron B.,
2008 Ketika Alkitab Dipertanyakan, Yogyakarta: ANDI
Harjawiyata, Frans
2007 Yesus dan Situasi Zaman-Nya, Yogyakarta: Kanisius
Kreeft,
Peter & Ronald K. Tacelli,
2006 Pedoman Apologetik Kristen, Bandung:
Yayasan Kalam Hidup Okoye, James Chukwuma
Seminar
Yesus (https://dekynggadas.wordpress.com/2012/02/01/seminar-yesus-1-sejarah-singkat-dan-presuposisinya)
Westar
Institute (http:/ / www. westarinstitute. org/ index. html)
[13] https://dekynggadas.wordpress.com/2012/02/01/seminar-yesus-1-sejarah-singkat-dan-presuposisinya, diakses 29
September 2017
Komentar
Posting Komentar